cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020" : 7 Documents clear
ECLECTIC STYLE P0M-POM BLANKET Dheasari Rachdantia
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.3792

Abstract

Pom-pom blanket is a combination of pom-poms whose manufacturing process is carried out on a spanram or construction tool to make the integrated circuit not separate. Most people make pom pom blankets for the purpose of making carpets or blankets which are actually only used as accents on the edge of a blanket. This creation as an effort to create clothing using blank blankets as its main focus. Manifested in fashion with an eclectic style that emphasizes novelty, skills, and expression when worn. The realization of this work uses the Practice Based Research method. This method is a direct research to obtain new knowledge through practice. This fashion work uses the domination of pom-pom blankets with an eclectic style. The manufacturing process takes longer than making ordinary clothes because there is a process of weaving to manually create pom-pom blankets and choosing a combination of various colors and shapes of clothing. Pom-pom blanket merupakan gabungan pom-pom yang proses pembuatannya dilakukan pada spanram atau alat pembidang untuk menjadikan rangkaian yang menyatu tidak terpisah-pisah. Kebanyakan masyarakat membuat pom-pom blanket untuk keperluan pembuatan karpet atau selimut yang sebenarnya pom-pom hanya digunakan sebagai aksen pada pinggiran selimut. Penciptaan ini sebagai salah satu upaya menciptakan busana menggunakan pom-pom blanket sebagai focus utamanya. Diwujudkan pada busana dengan eclectic style yang mengutamakan kebaruan, keterampilan, dan pengungkapan ekspresi ketika dikenakan. Perwujudan karya ini menggunakan metode Practice Based Research. Metode ini merupakan penelitian secara langsung untuk memperoleh pengetahuan baru melalui praktek. Karya busana ini menggunakan dominasi pom-pom blanket dengan eclectic style. Pada proses pembuatan memakan waktu yang lebih lama dari pembuatan busana biasa dikarenakan terdapat proses menganyam untuk pembuatan pom-pom blanket secara manual dan memilih perpaduan berbagai warna dan bentuk busana.
EKSPLORASI PERINTANG TEKSTIL DENGAN INSPIRASI VISUAL BATIK REMEKAN PADA PRODUK FASHION Wahidiah Listianingrum; Aldi Hendrawan
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4170

Abstract

  The textile dyeing process is inseparable from the role of resist. Resisting in the coloring process functions as a medium to hold the dye to not soaked completely in the fabric that it can form the pattern. A few resist materials popular in the textile industry such as wax for Batik, rice paste for katazome, and cassava starch for adire eleko. Aside from starch, flour has the potential to resist dye. Flour is a material processed from starch that can be found in tubers or cereal plants. Besides aiming to find a suitable resist material from various types of flour, this research also aimed to resist innovation as raw material for the public using experimental methods through material exploration with Batik Remekan as inspiration and applied to kimono-style fashion product using soga tingi extracts and natural fiber fabric. Proses pewarnaan tekstil tidak lepas dari peran perintang. Perintang dalam proses pewarnaan berfungsi sebagai media untuk menahan zat warna untuk meresap pada kain secara keseluruhan, sehingga motif bisa terbentuk. Hingga saat ini beberapa jenis perintang yang cukup populer dalam industri tekstil yaitu malam sebagai perintang batik, pasta beras pada teknik katazome dan pati singkong pada teknik adire eleko. Selain pati, bahan baku yang potensial digunakan sebagai perintang adalah tepung. Tepung merupakan hasil olahan pati yang ditemukan pada umbi – umbian atau tanaman sejenis serelia. Selain bertujuan untuk menemukan perintang yang cocok dari ragam jenis tepung. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan inovasi bahan baku perintang kepada masyarakat yang dilakukan melalui metode eksperimental berupa eksplorasi dengan batik remekan sebagai inspirasi dan diaplikasikan pada produk fashion bergaya kimono menggunakan ekstrak soga tingi dan kain berserat alam. 
REVIEW KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI ACUAN DALAM PENCIPTAAN SUATU KARYA BUSANA ARTWEAR BERGAYA BOHEMIAN Rofifah Muthiah Ramadhan; Suciati Suciati
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4057

Abstract

 Create a bohemian style of art wear by macramé by making craftwork in the field of fashion in the form of a leaf-shaped macrame technique by taking the concept of autumn, this macrame leaf is applied to the form of clothing with the theme of art wear by adopting a bohemian style. Various scientific papers in the form of journals, articles, and thesis become a reference for the analysis of the work being made. The purpose of reading various scientific papers, the writer gets an imagination in the creation of this work. The method used is by identifying ten scientific papers in the form of journals, articles, undergraduate thesis, thesis, and learning modules related to making art wear with macramé techniques in bohemian style. By analyzing the problems, objectives, benefits, methodology, results, or findings contained in the scientific papers, it is the beginning of the process for the writer to get ideas related to the creation of textile craftwork. The activity of reviewing scientific papers makes a picture in the creation of a work with reliable sources in the form of their research. Pembuatan artwear dengan teknik makrame bergaya bohemian dengan membuat suatu karya kriya di bidang busana berupa teknik makrame berbentuk daun daun dengan mengambil konsep musim gugur, yang diaplikasikan ke dalam bentuk busana dengan tema artwear dengan mengadopsi gaya bohemian. Berbagai karya tulis ilmiah berupa jurnal, artikel, dan thesis menjadi acuan analisis dalam pembuatan karya. Tujuan dari membaca berbagai karya tulis ilmiah tersebut, agar penulis mendapatkan gambaran dalam penciptaan karya ini. Metode yang dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi sepuluh karya tulis ilmiah berupa jurnal, artikel, thesis, skripsi, dan modul pembelajaran yang berhubungan dengan pembuatan artwear dengan teknik makrame pada bohemian style. Dengan menganalisis permasalahan, tujuan, manfaat, metodologi, hasil, atau penemuan yang terkandung dalam karya tulis ilmiah tersebut dapat dijadikan awal proses untuk penulis mendapatkan ide ide terkait penciptaan suatu karya busana kriya tekstil ini. Kegiatan mereview karya tulis ilmiah ini menjadikan gambaran dalam penciptaan suatu karya dengan berbagai sumber yang terpercaya berupa hasil penelitian. 
MOTIF BATIK DI KAMPUNG BATIK KEMBANG TURI KOTA BLITAR Jeng Oetari; Morinta Rosandini
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4075

Abstract

Batik Kembang Turi, Blitar was present in 2018 as an embodiment of batik preservation in the City of Blitar. The Blitar Turi Batik Blitar Gallery has become one of the centers of making batik, has succeeded in empowering the surrounding community to produce batik with Blitar's distinctive characteristics. But until now not many people outside the city of Blitar know the beauty and uniqueness of Batik Kembang Turi Blitar, even though there is a lot of potentials that can be developed to be able to increase the strength of the characteristics of Kembang Turi Blitar Batik. The results of this study in the form of data from 17 batik motifs that have the characteristics of the main motifs, the Kembang Turi motif in combination with the Koi, Gendang, Bung Karno, and Lotus motifs that are characteristic of the city of Blitar. The distinctive color that is used on Kampung Batik Kembang Turi batik, namely bright colors, red colors, green and black are the hallmarks of Batik Kembang Turi Blitar. In the future, this data can be used as a basis for the development of new motif designs in “Batik Kembang Turi” Blitar  Gallery. Batik Kembang Turi, Blitar hadir pada tahun 2018 sebagai perwujudan dari pelestarian batik di Kota Blitar. Galeri Batik Kembang Turi Blitar menjadi salah satu pusat pembuatan batik, sudah berhasil memberdayakan masyarakat sekitar untuk memproduksi batik dengan ciri khas Blitar. Namun hingga saat ini belum banyak masyarakat di luar Kota Blitar mengetahui keindahan dan keunikan batik Kembang Turi Blitar, padahal banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk dapat meningkatkan kekuatan karakteristik dari batik Kembang Turi Blitar. Hasil dari penelitian ini  berupa data dari 17 motif batik yang memiliki karakteristik motif utama yaitu Motif Kembang Turi dengan kombinasi dengan motif Koi, Gendang, Makam Bung Karno, dan Teratai yang merupakan ciri khas dari Kota Blitar. Ciri khas warna yang digunakkan pada batik Kampung Batik Kembang Turi, yaitu warna-warna yang cerah, seperti warna merah, hijau dan hitam yang merupakan ciri khas batik Kembang Turi Blitar. Ke depannya data ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan desain motif baru di Galeri “Batik Kembang Turi” Blitar.
LAS BUSUR UNTUK PENCIPTAAN KARYA 3 DIMENSI PERMUKAAN LENGKUNG BAHAN AS STAINLESS STEEL BENTUK OVAL Miky Endro Santoso; Elliati Djakaria
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4076

Abstract

This study uses an experimental-descriptive practical research method, focused on the use of arc welding techniques with stainless steel shaft for the creation of 3-dimensional works with curved surfaces. Application for oval form case studies. The purpose of this research is to identify the materials and equipment needed in the welding process with arc welding techniques; know the stages of implementing the creation process starting from preparation, workmanship, and finishing. This experimental-descriptive practice research method was chosen because the researcher was directly involved in the welding experiment process, felt firsthand the level of difficulty and various obstacles in the creation process, and analyzed the results during the research, accompanied by documentation and recording. This research resulted in a 3-dimensional work of art made of stainless steel axles with oval-formed curved surfaces and research conclusions, one of which occurred shrinking the form of the welding results. The results of this research could potentially increase the diversity of art and craft products that use stainless steel axles, such as sculptures, furniture, metal crafts, and so on. Penelitian ini menggunakan metode riset praktik eksperimental-deskriptif, difokuskan pada penggunaan teknik las busur dengan bahan as stainless steel untuk penciptaan karya 3 dimensi dengan permukaan lengkung. Penerapan untuk studi kasus bentuk oval. Tujuan riset ini adalah mengidentifikasi material dan peralatan yang diperlukan dalam proses pengelasan dengan teknik las busur; mengetahui tahapan pelaksanaan proses penciptaan mulai dari persiapan, pengerjaan dan finishing. Metode riset praktik eksperimental-deskriptif ini dipilih karena peneliti terlibat langsung dalam proses eksperimen pengelasan, merasakan secara langsung tingkat kesulitan dan berbagai kendala dalam proses penciptaan serta menganalisis hasil selama riset, disertai dokumentasi dan pencatatan. Riset ini menghasilkan sebuah karya seni 3 dimensi berbahan as stainless steel dengan permukaan lengkung berbentuk oval dan simpulan riset, salah satunya terjadi penyusutan bentuk pada hasil pengelasan. Hasil riset ini berpotensi dapat menambah keberagaman produk seni dan kriya yang menggunakan bahan as stainless steel, seperti patung, furnitur, kriya logam, dan sebagainya. 
MEMBACA KECENDERUNGAN BENTUK DAN ISI KERAMIK KONTEMPORER INDONESIA Taufik Akbar; Hendratno Een
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.3645

Abstract

This paper is study about tendency visual forms and content of contemporary ceramics in Indonesia. The research using a qualitative method with history approach as a documentation of history of art ceramic in Indonesia. The result of this research contain: Contemporary ceramics in Indonesia for the past 10 years have a tendency to figurative forms, squlpture ceramics and installation ceramics. It also influenced from art contemporary which is free in visualization of the work. Then, the content of ceramics contemporary is personal and experience expression, aesthetic emphasis, local genius, gender issue or theme of social community. Next, ceramic art in art contemporary era will continue with uniqly forms and content as a reflection of the artist paradigm and the zeitgeist.Makalah ini merupakan sebuah kajian tentang kecenderungan bentuk-bentuk visual dan isi keramik kontemporer di Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis sebagai dokumentasi sejarah seni keramik Indonesia. Hasil kajian ini menunjukan bahwa: Keramik kontemporer Indonesia selama lebih kurang 10 tahun terakhir memiliki kecenderungan akan bentuk-bentuk figuratif, squplture dan keramik instalasi. Keramik kontemporer juga banyak mendapat pengaruh kuat dari paradigma seni kontemporer yang bebas dari segi visualisasi karya. Selanjutnya keramik kontemporer Indonesia memiliki isi: ekspresi dan pengalaman personal, penekanan unsur dan prinsip estetik serta tema-tema kearifan lokal, isu gender atau kehidupan sosial masyarakat. Kedepannya, seni keramik di era seni kontemporer akan terus hadir dengan bentuk-bentuk dan tema unik sebagai refleksi atas paradigma berkarya seniman dan jiwa zaman yang melingkupinya.
BURUNG GARUDA DALAM SENI KRIYA Dedy Shofianto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4105

Abstract

 Garuda is an eagle bird that becomes Indonesian national symbol, famous with the slogan Bhineka Tunggal Ika. Garuda is chosen as a source of wood craft creation starts from the idea of writer to take a closer look about a phenomenon of the people of Indonesia nowadays. Slogan Bhineka Tunggal Ika means “unity in diversity”. However, Indoneisan people in this moment are deeply devided by various conflicts such as; religions, cultures, socials, and also politics. The form of Garuda in this creation will go to a deformation become kinetic work. The Garuda with dynamic movement in this creation is different with static Garuda that we commonly see.This artwork creation is using several theories as a basis creation. The first theory is phenomenology by Kuswarno with subjectivism approach. This theory is used to see phenomenon that happens in Indonesia. The second one is aesthetic theory, for aesthetic and social function which is the main stake. Third, creativity theory by Rhodes, it stated that creativity commonly is formulated in the term “Four P’s Creativity”, which is one thing, interrelated within person, process, press, and products.  Creation method in this work uses practice based research. In the practice process, these several stages, exploration, experiment, and execution are applied.The finding outcome in this creation is the fact that different to kinetic work in common, this work is stimulated by mechanic technique and electronic which produce sensor. Therefore, the audience could do interaction directly with the art work. This creation produce five artwork consists of three panel works, and two 3D artwork. Each work has different meaning but has one same correlated concept. The artwork which is created produce a new character of Garuda by combining forms of machine mechanic such as gears, bolts, with electronic devices. All those artwork is dominated by wood, while still showing the character of Garuda and the meaning behind Garuda. Besides, this artwork is also able to represent creativity potency as well as innovation and education in the world of art.  Burung garuda merupakan simbol negara Indonesia yaitu garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Garuda diangkat sebagai sumber penciptaan kriya kayu ini berawal dari penulis melihat fenomena keadaan bangsa Indonesia pada saat ini. Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki arti “berbeda- beda tetapi tepat satu” akan tetapi, bangsa Indonesia pada saat ini berpecah belah dikarenakan suatu konflik agama, budaya, sosial, serta politik. Bentuk garuda dalam penciptaan ini akan mengalami suatu deformasi menjadi karya kinetik, pada umumnya kita melihat garuda dengan bentuk statis akan menghasilkan gerakan yang dinamis dalam karya ini.Penciptaan karya ini menerapakan beberapa teori sebagai landasan penciptaannya. Pertama teori Fenomenologi dari Kuswarno  dengan pendekatan sudut pandang subjektivisme, teori ini sebagai cara melihat fenomena yang terjadi saat ini di Indonesia.  Kedua teori estetika, teori ini sebagai fungsi estetika dan sosial merupakan pokok utama. Ketiga teori kreativitas dari Rhodes bahwa kreativitas pada umumnya dirumuskan dalam istilah “Four P’s Creativity”, yaitu suatu hal yang saling berelasi antara person, proses, press, dan Products. Sementara metode penciptaan menggunakan penelitian berbasis praktek pada bagian proses prakteknya dilakukan tahapan eksplorasi, eksperimen dan eksekusi.Hasil temuan dari penciptaan ini yaitu, berbeda dengan kinetik pada umumnya karya ini digerakan dengan teknik mekanik dan elektronik yang akan menghasilkan sensor, sehingga penikmat seni dapat secara langsung berinteraksi dengan karya. Sementara itu dalam tahapan perwujudan karya digunakan beberapa teknik di kriya kayu untuk memperlihatkan nilai estetika dalam karyanya. Penciptaan ini menghasilkan lima karya yang terdiri dari tiga karya panel dan dua karya tiga dimensi. Setiap karya memiliki makna yang berbeda tetapi ada korelasi konsep yang sama. Karya yang diciptakan menghasilkan karakter baru Garuda dengan memadukan bentuk-bentuk mekanik mesin seperti roda gigi, baut, dengan perangkat elektronik. Semua karya tersebut di dominasi dari kayu dengan tetap memperlihatkan karakter Garuda dan makna yang terkandung di dalam Garuda. Selain itu juga mampu menghadirkan potensi kreatifitas serta inovasi dan edukasi dalam dunia kesenian. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7